Tanggal : 28 Februari 2004
Sumber : http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2004/2/28/e2.htm
Ekowisata berbasis penyu merupakan solusi terbaik untuk mengurangi perdagangan penyu di
Menurut Yaya Mulyana, Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), upaya untuk mengurangi perdagangan penyu di Indonesia hanya bisa dilakukan dengan mencarikan alternatif pendapatan lain bagi nelayan yang menggantungkan hidup dari perdagangan ini. Khususnya bagi Bali yang disinyalir merupakan tempat perdagangan penyu terbesar di
Mulyana yang sempat melakukan peninjauan ke Serangan mengungkapkan pengembangan TC ini tidak saja sebagai sebuah objek ekowisata bagi kalangan wisatawan, melainkan juga mempunyai potensi untuk menjadi pusat edukasi dan penelitian tentang penyu. ''Peluangnya cukup baik, saya kira akan banyak stake holders yang secara bersama-sama mendanai proyek ini,'' katanya ditemui di sela-sela seminar nasional yang diadakan WWF bekerja sama dengan DKP, Ditjen Pelestarian Hutan dan Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Budaya dan Pariwisata.
Penyadaran Masyarakat
Sementara itu, Manajer Konservasi Penyu Laut WWF Indonesia Program Spesies drh. IB Windia Adnyana, Ph.D. mengatakan TC yang akan dibangun oleh masyarakat Serangan lebih ditekankan pada edukasi dan penyadaran masyarakat. Ditambahkannya, TC yang akan dibentuk ini lebih difokuskan pada pembuatan museum, pusat ekshibisi berbagai jenis penyu, dan simulasi cara penyelamatan penyu yang terdampar. Untuk diketahui perairan
Dia menilai pengembangan ekowisata berbasis penyu sangat tepat di Bali mengingat Bali adalah barometer pariwisata