Sabtu, 28 Februari 2004

Masyarakat Pesisir hendaknya Kembangkan Ekowisata Berbasis Penyu

Tanggal : 28 Februari 2004
Sumber : http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2004/2/28/e2.htm

Denpasar (Bali Post) -

Ekowisata berbasis penyu merupakan solusi terbaik untuk mengurangi perdagangan penyu di Indonesia dan Bali khususnya. Di samping itu, pengembangan sektor pariwisata ini akan dapat menjadi subtitusi penghasilan bagi masyarakat pesisir yang mengandalkan perdagangan penyu sebagai pemasukan utamanya. Demikian Rencana Aksi Nasional Konservasi Penyu Laut 2001 yang ditindaklanjuti lagi dengan seminar pemantapan pengembangan ekowisata berbasis penyu, Jumat (27/2) kemarin.

Menurut Yaya Mulyana, Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), upaya untuk mengurangi perdagangan penyu di Indonesia hanya bisa dilakukan dengan mencarikan alternatif pendapatan lain bagi nelayan yang menggantungkan hidup dari perdagangan ini. Khususnya bagi Bali yang disinyalir merupakan tempat perdagangan penyu terbesar di Indonesia, Mulyana menilai upaya masyarakat Serangan untuk membuat Turtle Center (TC) sangat baik. Dia mengisyaratkan akan ada dana bantuan dari DKP terkait perealisasian TC. ''Mungkin nanti akan ada dana bergulir yang memang ditujukan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir disalurkan ke sana. Cuma konsep dan manajemennya harus jelas,'' ujarnya.

Mulyana yang sempat melakukan peninjauan ke Serangan mengungkapkan pengembangan TC ini tidak saja sebagai sebuah objek ekowisata bagi kalangan wisatawan, melainkan juga mempunyai potensi untuk menjadi pusat edukasi dan penelitian tentang penyu. ''Peluangnya cukup baik, saya kira akan banyak stake holders yang secara bersama-sama mendanai proyek ini,'' katanya ditemui di sela-sela seminar nasional yang diadakan WWF bekerja sama dengan DKP, Ditjen Pelestarian Hutan dan Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Budaya dan Pariwisata.

Penyadaran Masyarakat

Sementara itu, Manajer Konservasi Penyu Laut WWF Indonesia Program Spesies drh. IB Windia Adnyana, Ph.D. mengatakan TC yang akan dibangun oleh masyarakat Serangan lebih ditekankan pada edukasi dan penyadaran masyarakat. Ditambahkannya, TC yang akan dibentuk ini lebih difokuskan pada pembuatan museum, pusat ekshibisi berbagai jenis penyu, dan simulasi cara penyelamatan penyu yang terdampar. Untuk diketahui perairan Indonesia merupakan habitat yang sangat ideal bagi 6 spesies penyu laut dari 7 spesies yang tersedia. Bahkan, keberadaan dan pelestarian penyu laut ini pun telah diatur dalam PP No. 7 tahun 1999.

Dia menilai pengembangan ekowisata berbasis penyu sangat tepat di Bali mengingat Bali adalah barometer pariwisata Indonesia. Di samping itu, Bali selama ini juga telah menuai dampak eksploitasi penyu laut di IndonesiaBali. ''Mengingat kini permintaan pasar terhadap wisata yang ramah lingkungan semakin tinggi, Bali mau tidak mau harus berinovasi mencari atraksi wisata yang ramah lingkungan. Melalui pengembangan wisata penyu ini diharapkan kebutuhan tersebut akan terpenuhi,'' jelasnya yang sebagian besar diperdagangkan. (iah)