Tanggal : Januari 2006
Sumber : http://www.lambusango.com/Download/Bulletin/buletin0106.pdf
Siput mabe, begitu nama kerang mutiara spesies Pteria penguin ini disebut. Teluk Kapontori Merupakan salah satu tempat potensial untuk budidaya siput jenis ini. Ratusan nelayan telah ama bergantung hidupnya dari usaha yang telah dimulai sejak 20 tahun yang lalu. Keterampilan Nelayan dalam budidaya tidak perlu diragukan lagi. Jutaan ekor setiap tahunnya mampu diproduksi dari kawasan ini. Namun keterampilan nelayan belum menyentuh pada pembuatan mutiara. B a n y a k f a k t o r y a ng mempengaruhinya. Diantaranya adalah persaingan usaha yang dimonopoli oleh perusahaan besar. Teknologi memproduksi mutiara tidak terlalu rumit, sehingga kalangan nelayan yang telah punya keterampilan ini enggan menularkan ilmunya ke nelayan lain. Posisi ini tidak menguntungkan bagi nelayan budidaya. Kurangnya jaringan pemasaran menyebabkan hasil usaha mereka dibeli dengan harga rendah. Melalui mediasi yang
Dalam pidato pembukaan tersebut Bapak Tamsil M,SE menyampaikan tentang potensi mutiara yang merupakan prospek usaha yang menjanjikan. Nelayan akan sangat diuntungkan bila tidak hanya bertindak sebagai pembudidaya saja. Disela waktu menunggu panen nelayan bisa melakukan penyuntikan nukleus.
Lebih lanjut diuraikan bahwa nelayan jangan terlalu khawatir terhadap prospek pasar mutiara mabe. Jika nelayan telah mampu memproduksi mutiara, beberapa pembeli baik dari dalam dan luar negeri telah siap untuk bekerjasama. Selama ini nelayan memang masih belum yakin terhadap prospek pasar mutiara mabe mengingat mereka hanya membudidayakan bibit siput, sehingga kurang pengetahuan terhadap pasar mutiara.
Satu titik nucleus yang telah dilapisi mutiara dalam kondisi tidak cacat di Kapontori dapat mencapai harga minimal Rp. 5000,-. Kadang satu kerang mutiara dapat diinjeksi nucleus sampai tiga titik, dengan demikian harga bisa mencapai Rp.15.000,-. Dapat dibedakan jika nelayan hanya menjual siput harganya berkisar Rp.500 – Rp, 1.250,- , tentunya dengan menyuntik pendapatan mereka akan berlipat. Materi dalam pelatihan ini diatur dan diberikan oleh para nelayan sendiri. Mereka meminta nelayan yang sudah mempunyai keterampilan untuk membimbing mereka. Materi disampaikan dalam dua sesi, yaitu sesi teori yang dilakukan pada hari pertama dan praktik yang disampaikan pada hari kedua.
PKHL diberi kesempatan pada hari pertama untuk menyampaikan materi tentang konservasi hutan Lambusango. Menyangkut konservasi hutan PKHL yang diwakili oleh Koordinator pengembangan Bisnis Pedesaan Sigit Wijanarko, mengungkapkan tentang arti penting Hutan Lambusango sehingga perlu dikonservasi.
P e n d e k a t a n pemberdayaan masyarakat sekitar hutan merupakan salah satu bidang yang dikembangkan PKHL untuk menjawab permasalahan konservasi. Kaitannya adalah kesejahteraan dan pemberian alternatif pekerjaan bagi masyarakat yang selama ini bergantung hidupnya dari hasil kayu. Bidang bisnis tidak berdiri sendiri, namun berkaitan erat dengan bidang kerja lain dalam program ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kelestarian ekosistem hutan lambusango akan menjamin kelanggengan budidaya mabe di teluk Kapontori. Dalam materi pemaparan budidaya yang disampaikan oleh Bapak Zahunu, diungkapkan tentang beberapa kelemahan nelayan dalam memahami siklus budidaya yang tepat.
Waktu penurunan jarring kadang tidak sesuai dengan periode pemijahan telur mabe. Induk mabe memijah dua kali dalam satu tahun, yaitu pada periode Desember – Februari dan periode Juni – Agustus. Jika nelayan melakukan penurunan jaring pada kedua periode ini akan didapat hasil yang memuaskan.
Kerang kerucut banyak menempel pada kulit mabe. Jika tidak dibersihkan akan menjadi kopentitor dalam memperoleh plankton. Akibatnya mabe lambat pertumbuhannya dan tidak bisa berkembang maksimal. Kelemahan lain adalah nelayan belum paham untuk membedakan kerang sehat dan yang sakit. Ciri kerang sakit adalah terdapat bintik-bintik kuning atau kecoklatan pada cangkang lapisan mutiara. Kerang yang sakit perlu dikarantina terlebih dahulu sebelum diinjeksi nucleus. MenyangkutAspek pemasaran Bapak Zahunu, memberikan gambaran tentang prospek cerah mutiara mabe. Beberapa perusahaan telah memberikan sinyal positif terhadap kerjasama perdagangan mabe. Salah satunya adalah PT. New Mont Sumbawa yang telah membeli mabe dari beberapa nelayan di Kapontori. Diharapkan kedepan kerjasama ini akan terus berlangsung. Rencananya jika sudah banyak petani yang terampil menyuntik, nelayan dapat menuplai siput yang telah diinjeksi nukleus.
Praktik injeksi nukleus adalah saat yang paling ditunggu peserta. Dengan dipandu oleh beberapa nelayan yang telah terampil, praktik diselenggarakan di pasar Desa Watumotobe. Setiappesertadiberikesempatan untuk menyuntik dua siput. Nukleus dan beberapa peralatan telah disiapkan sebelumnya. Satu persatu peserta dengan antusias melakukannya sesuai dengan arahan instruktur. Kerang yang telah diinjeksi akan dikembalikan lagi kerakit. Hasilnya akan diketahui setelah enam bulan kemudian.
Siput yang diinjeksi diberi pencatatan atas nama peserta yang melakukannya. Saat panen akan diketahui peserta yang hasilnya bagus dan yang masih ada kesalahan. Para peserta mengharap PKHL memfasilitasi instalasi bengkel guna proses produksi mutiara. Rancangan kedepan akan dibentuk kelompok pengrajin dalam satu instalasi terdiri atas 8 – 10 nelayan. Berbagai macam peralatan dan bahan baku akan dirancang pengadaannya sambil menunggu hasil praktek penyuntikan dipanen.
Modal usaha dalam bentuk kredit rencananya akan dikucurkan oleh Dinas Perikanan Dan Kelautan Buton. Pelatihan memberi dukungan dari sisi keterampilan agar produk mutiara berkualitas tinggi.
PKHL dalam memberikan dukungan pemberdayaan selama ini berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Metode pemberdayaan yang dilakukan merupakan rancangan masyarakat sendiri. PKHL tidak mempunyai paket khusus yang dicanangkan dalam program-programnya. Masyarakat diajak berpikir dan berkreatifitas untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi persoalan kesejahteraannya. Termasuk masalah yang bersinggungan dengan hutan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Kesadaran meningkatkan taraf hidup tanpa merusak lingkungan adalah jalan bijak yang harus terus ditumbuh kembangkan. Bukankah sudah banyak contoh kehancuran yang bisa menjadi pelajaran akibat terlalu tamaknya manusia dalam mencari penghidupan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar