Sumber : http://www.binaswadaya.org/index.php?option=com_content&task=view&id=150&Itemid=46&lang=in_ID
Salah satu desa yang berkategori parah akibat hantaman tsunami akhir Desember 2004 yang lalu di Kabupaten Aceh Besar adalah Desa Kareung. Desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Lhoong ini berada di pinggir pantai. Hampir semua rumah masyarakat yang ada di sini hancur. Masyarakat nelayan juga nyaris kehilangan pekerjaan. Paling tidak itulah sedikit gambaran yang disampaikan oleh salah satu anggota subkelompok Lobster kepada Tim Info Pemberdayaan saat menghadiri penyerahan bantuan.
Asian Development Bank (ADB) adalah salah satu lembaga donor yang peduli dengan musibah ini. Dengan persyaratan tertentu, Desa Kareung terpilih menjadi salah satu desa yang mendapat bantuan dari sektor perikanan terutama untuk subkomponen 1 (Bantuan Desa). Selama tujuh bulan proses bantuan ini dijalani oleh sub-subkelompok yang ada di desa ini. Tujuh bulan itu terhitung semenjak assessment (8 Februari 2007), sosialisasi awal (27 Februari 2007), pembentukan kelompok desa (15 Maret 2007) hingga proses pengadaan barang (7-15 Agustus 2007).
Menurut Community Fasilitator Windo GP, Desa Kareung adalah desa pertama yang menerima bantuan untuk tahun 2007. Faktor penyebabnya adalah karena masyarakat desa ini terutama sub-subkelompok sangat antusias menerima bantuan ADB. Dengan alasan itu mereka selalu mengadakan rapat-rapat untuk menjalankan proses pemberian bantuan tersebut. Siang itu, Rabu, (15/8) terjawab sudah penantian anggota kelompok selama ini. Penantian selama tujuh bulan bisa saja menimbulkan pesimisme yang pada akhirnya kelompok menjadi malas melakukan pertemuan, namun tidak begitu halnya dengan kelompok yang ada di desa ini.
Bertempat di Balai Desa Kareung, serah terima bantuan pun berlangsung. Selain Ketua Kelompok Desa dan Ketua sub-subkelompok beserta anggotannya, hadir juga dalam acara ini Tim NACA, Tim Bina Swadaya, perwakilan Satker, Keuchik dan warga yang ingin melihat serah terima bantuan tersebut. Sementara sub-subkelompok yang mendapat bantuan ada enam, yaitu Kelompok Lumba-lumba (Muge Ikan, 7 orang), Ikan Paus (Nelayan Pancing, 9 orang), Lobster (Jaring Lobster, 14 orang), Matahari (Jemur Ikan, 5 orang), Mutiara Karang (Depot Mini, 5 orang), Mandi Lumpur (Pertambakan, 5 orang).
Dalam kata sambutannya, Keuchik Desa Kareung mengucapkan terima kasih kepada ADB dan semua pihak yang terlibat atas proses yang telah dilakukan sehingga bantuan ini bisa diberikan kepada kelompok yang ada di desa ini. Ia berharap kepada anggota kelompok penerima bantuan supaya bantuan yang diterima tersebut berdayaguna sehingga mampu meningkatkan mata pencaharian.”Kami berharap dana bantuan ini bisa bersifat berkelanjutan sehingga generasi berikutnya bisa memanfaatkan bantuan tersebut,” demikian kata Rofiana, DIU Aceh Besar, ketika memberikan kata sambutannya. Ia mengingatkan anggota kelompok agar jangan menjadikan bantuan ini untuk kepentingan pribadi sebab bantuan tersebut adalah aset kelompok.
Ketika ditanya bagaimana mengelola bantuan, Ketua subkelompok Lobster M. Amin Idrus menjawab, kami berharap kelak jangan sampai terjadi konflik di antara anggota, dan penggunaannya dilakukan secara bergilir karena jumlah bantuan dengan anggota tidak sama. Pembagian keuntungan dilakukan dengan cara prosentase. Ada kesepakatan dari kelompok, lanjutnya, bahwa 2,5% dari keuntungan bersih akan diserahkan kepada kelompok untuk pengembangan usaha dan memenuhi kebutuhan kelompok yang dibutuhkan di kemudian hari.
Di samping bantuan bisa berkembang dan berlanjut, ia juga berharap agar ada bimbingan kepada kelompok nelayan (capacity building) untuk meningkatkan mata pencaharian mereka. Artinya setelah bantuan diberikan mereka berharap jangan dibiarkan begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar